Dating Night #3

Minggu lalu, kesibukan saya turun ke level terendah. Seharian kerjaannya malas- malasan dan mengganggu kekasih. Buka- buka blog, kemudian mengenang satu persatu tulisan. Merasa sedikit ada yang kurang, barengan sama kekasih hampir sepuluh bulan tapi cerita yang kesimpan di blog nggak genap jumlah jari.

“Iya sayangku, ditulis saja semuaaa,” kata kekasih, saat saya ngomel betapa sedikitnya cerita tentang dia. Bisa jadi kekasih adalah orang pertama yang selalu baca apa yang saya tulis. Selanjutnya saya tes, apa yang sudah dia pahami. 😆

Malam ini, selesai makan sate dan teringat jumat lalu menu yang sama sembari main duel otak. Kekasih bilang mau tidur, pas saya cerita setiap kali main, iklannya adalah menu baru Pizza Hut yang bikin ngiler. “Jauh loh, dek. Pas ke Surabaya aja yaa.. besok mau benerin komputer, ben ndang bisa kepake kan komputernya.” Saya ngeyel, pengennya Sabtu besoknya. :/ Kekasih juga ngeyel,
di Surabaya aja.

Sabtu siang(12/12), masnya sudah sampai Kertosono.
Saya : ayyuk, maem.
Kekasih : loh? Katanya ke PH?
S : iyya? Jadii?
K : ya jadi lah..
S : (seneng – banggeet)

Di PH, maem sampai nggak muat perutnya. Ngobrolin banyak hal, termasuk nentuin “tanggal”. Nggak kerasa ngelewatin tiga putaran jam, satu sampai empat. Mas masnya berkali kali ngambilin piring nggak kepake kita, istilahnya ya ngusir- ngusir halus gitulah. Hehehe.

Mendung gelap ditambah gerimis, pas motor mulai melaju di jalanan. “Nggak nggak mas kalau hujannya deres, aman kalau sama aku sih.” Kekasih memang sudah bawa mantel dari Surabaya yang disiapin di jok motor. Dia ingat betul, kalau saya nggak punya dan (sok) nggak butuh.

Eh, kelewat satu perempatan, hujannya datang keroyokan. Hahaha. Terpaksa jas hujannya difungsikan sampai beberapa meter kemudian, kekasih nyerah karena nggak kelihatan jalanan.

Pertama, berteduh di dekatnya pom bensin. Tapi lama- lama nggak nyaman, karena selain tetap kehujanan juga ada bau- bauan yang mengganggu. :/

S : deket situ loh mas, ada alfamart.
K : pasti kehujanan juga dek, alfamart kan nggak ada terasnya.
S : tapi disitu ada mas, terasnya luas. Ada tempat duduknya juga.
K : ini kan hujan, penuh lah (tempat duduknya). Inget di nganjuk dulu tuh?
S : nggak nggak mas.. percaya loh sama aku.
K : (mikir lama)

Akhirnya luluh juga setelah dirayu- rayu. Dan benar dugaan saya, tempat duduk alfamartnya longgar. Malah bisa dibilang, nggak ada penghuninya. Hehe.

Kita baru pergi dari situ pas hujan reda. Jam setengah 8 an malam sampai rumah. Saya dan masnya sudah KO, kecapekan, dan masuk angin. Gimana nggak? Baju kita basah sekian lama. 😆 Ini jadi pelajaran, kalau jas hujan sangat dibutuhkan.

Si mas pamit pulang jam sepuluhan. Sebelumnya, ngbrol lama sama ibuk tentang hari H. Dipesenin, “udah makin dekat, kurang beberapa bulan. Uangnya ditabung to. Mau main kemana- mana nggak apa- apa, tapi mbok sambil belanja kebutuhan nikah. Bukannya buat jajan. Nurutin itu ya nggak ada habisnya.”

Oke, bisa diterima.. sudah berapa dating kita nongkrong dan makan melulu. 😀

Well, dear, kapan kita dating lagi? 🙂

^^Siilahkan berKomentar.. ^^