subsidi itu…perlu gag sih?

Hari ini beli Pertamax untuk motor saya. Wew… Kalau biasanya untuk memenuhi tangki hanya butuh 16 ribu, yang ini butuh 28 ribu. Harga perliter pertamax Rp 8.800, sedangkan premium Rp 4.500. Tidak jauh berbeda, tapi kebayang juga kalau misal tiap bulan harus keluar uang lebih dalam untuk minum kuda besi saya. Jadi kebayang juga, berapa uang pemerintah untuk menambal harga bensin yang terpangkas. Hmm..

Mendadak saya jadi terpikir, subsidi BBM itu perlu gag sih?

Kebutuhan primer itu (setau saya) ada 5 : Sandang, Pangan, Papan, Pendidikan, dan Kesehatan. Motor? Termasuk kebutuhan sekunder, tersier bahkan. Jadi siapa yang punya motor, ya barang tentu adalah orang- orang yang kebutuhan primernya sudah terpenuhi. Siapa juga mau susah- sudah pelihara kuda besi kalau sandang, makan, pendidikan, papan, dan kesehatan orangnya sendiri belum terjamin? Ya gag?

Saya baru saja membaca artikel ini. Dan mengutip ‘Mengacu pada Survei Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik 2009, sebanyak 84 persen anggaran subsidi BBM dinikmati kalangan mampu.’. Jadi terbukti bahwa yang menikmati subsidinya hanya segelintir orang yang memang benar- benar membutuhkan!

Kalau faktanya sudah demikian, kenapa tidak uang yang buat subsidi itu untuk orang- orang yang kedinginan dijalanan? Yang makan sehari- harinya kekurangan? Yang bertahan melawan penyakit yang tak mampu diobati karena biaya rumahsakit yang terlampau mahal? Kenapa tidak? Bukankah mereka juga penduduk bangsa ini, yang butuh diselamatkan!

Kenapa uang ratusan triliun untuk subsidi itu tidak dipakai saja untuk membeli alat pengolah kekayaan alam yang melimpah ruah? Bukankah negeri ini kaya?

Atau, uang ratusan triliun itu untuk sekolah anak- anak jalanan saja? Agar mereka pintar jadi ilmuwan, menciptakan teknologi terbaru yang nantinya berguna bagi bangsanya.

Atau, uang ratusan triliun itu untuk modal para pengangguran, agar mereka tak jadi pekerja yang diinjak-injak di negeri orang?

Atau terserah untuk apa saja, asal jelas dibawa kemana! Jangan nyasar ke rekening mereka yang menimbun uang Negara demi kesenangan dirinya. Jangan!

Ahh.. Sudahlah. Saya bukan ahli tata keuangan Negara, saya bukan ahli ekonomi, saya bukan pengamat yang paham dan mengerti betul tentang masalah ini. Saya hanya salahsatu penduduk di Indonesia, yang menyisihkan waktu sejenak berpikir tentang bangsanya.

Saya juga belum mengerti bagaimana repotnya mengatur uang jika keuangan keluarga pas- pas an, menghadapi anak yang terus merengek minta jajan, sementara bahan pokok saja tak terbeli karena harga meroket akibat kenaikan bahan bakar.  Saya hanya anak ingusan yang untuk hidup saja masih bergantung pada kebaikan orangtua.

Semoga Indonesia menjadi lebih baik. 🙂

Kertosono, 21 Agustus 2011.

**Saya berharap ada jawaban dari yang membaca, untuk itu saya memposting ulang tulisan ini. 😀

20 thoughts on “subsidi itu…perlu gag sih?

  1. sebagai seorang yg punya ketergantungan dengan motor yg otomatis juga pengonsumsi BBM, saya merasakan kenaikan demi kenaikan harga BBM, pada saat awal harga masih 6 ribu saya masih idealis mengguanakan bahan bakar non subsidi yaitu pertamax tapi menjelang harga diatas 8 rb rupiah ternyata lama-lama jadi tergoda juga pindah kelain hati menggunakan premium, bukan karena apa-apa tiap hari saya menempuh jarak 100 km untuk berangkat dan pulang bekerja, dan itu menenggak kira2 2,5 liter BBM bisa dibayangkan berapa rupiah saja yg melayang perbulan…

    secara personal subsidi masih diperlukan ya memang karena saya juga pengguna BBM bersubsidi, tapi bisa dibayangkan bagaimana jika BBM bersubsidi dihilangkan otomatis mau tidak mau semua angkutan umum juga harus merelakan uangnya untuk membeli BBM non subsidi dan kenaikan harga BBM akan menjadi efek berantai bagi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok lainnya.

    Nice Post, keep writing !!

    • kalau masalah efek berantai dari adanya subsidi, ya itu sudah jadi resikolah.. tapi coba dibayangkan seandainya subsidi tidak ada…. dan uangnya jelas arahnya kemana.

      1. orang akan lebih memilih naik angkutan umum. Ini artinya kemacetan akan berkurang.

      2. berapa banyak anggaran yang akan jauh lebih berguna daripada hanya digunakan oleh 16 persen pengguna subsidi yang benar- benar menginginkannya.

      dan banyak kelebihan lainnya.. sudah saatnyalah kita mandiri, bukan meminta belas kasihan pada negeri sendiri. Kalau kita takut pada resiko yang mengikutinya, sampai kapan kita begini terusss???

      Yahhh. itu menurut saya. 🙂

  2. Subsidi tu khan menolong rakya kecil tujuan (awalnya) tapi sasarannya meleset…
    Trus efek berantai seperti kamu jelasin tadi yg mana orang2 akan beralih memilih angkutan umum, kayaknya juga tak baik. Karna produktivitas dan efektivitas menurun….
    Imho

    • koq bisa produktivitas n efektiitasnya menurun??saya gag ngerti.

      Tapi sejauh apa yang saya liat di Jepang dari film- filmnya, kebanyakan lebih milih angkutan umum koq, tapi gag mengurangi efektivitas dan produktivitasnya. 🙂 Hanya pendapat saya. 😀

  3. Nah tuh kan di Jepang. Semua serba handal dan manajemen unggul.

    Kalo di Indonesia? Manajemen transportasi massal indonesia tercermin dr berulang kalinya resuffle menteri perhubungan 😛

    • Hmm.. sampai kapan kita minder kalo dibandingin dengan Jepang? 😀

      Kalo orang- orang di Indonesia saja sudah gag percaya akan kemampuan bangsanya, apalagi bangsa lain?? Bukankah bagaimana orang memandang diri kita sangat dipengaruhi oleh cara pandang diri kita terhadap diri kita sendiri.. 🙂

  4. Tujuan subsidi BBM adalah untuk menolong rakyat kecil. Karena bukan hanya motor atau mobil pribadi saja yang butuh BBM. Kendaraan lain seperti angkutan umum atau truk-truk pengangkut bahan makanan pun juga membutuhkan BBM. Kalau BBM tidak disubsidi, secara tidak langsung akan mempengaruhi harga angkutan umum dan juga harga suatu barang. Mungkin pemerintah berpikir seperti itu, mungkin ya.

    Kalau menurut saya sih, tidak apa ada subsidi, asal jelas siapa saja yang harus merasakan subsidi tersebut. Dan masyarakat juga harus membantu program pemerintah. Jangan berbohong dengan membeli BBM bersubsidi padahal kantongnya mampu membeli BBM non subsidi.

    • semoga masyarakat segera memiliki kesadaran akan hal itu. Saya sering melihat mobil- mobil mewah yang dengan angkuhnya merobek jalanan ujung- ujungnya premium juga, padahal kalau saja mereka mau membeli yang tanpa subsidi pada akhirnya mereka pula yang terbantu.

      Kebijakan- kebijakan yang dibuat juga akhirnya menimbulkan dampak berantai. Kalau mau melarang mobil yang diatas tahun 2005 pake BBM non subsidi, ntar pada disalahgunakan. Atau kalau misal melarang mobil pribadi pake BBM bersubsidi, ntar malah jumlah motor meningkat, jalanan jadi amburadul. Atau jadi mengingatkan kita akan kasus gas elpiji yang harganya antara yang besar dan yang kecil beda ituh.

      Hmm.. Repot memang. Indonesia butuh orang yang sadar. 😀

  5. Ini memang akibat dari pemerintah tidak mampu membuat grand design transportasi repubik ini, contohnya pemerintah tidak bisa menyediakan alat transportasi masal yang murah dan nyaman di kota-kota besar, sehingga rakyatnya sangat tergantung alat transportasi pribadi yang membutuhkan BBM yang sangat besar, sementara itu pemerintah membuat jurus aneh tentang subsidi, pembatasan pemakaian, yang nota bene di lapangan sulit diterima dan terjadi penyalah gunaan, ujung2nya kolusi dan korupsi….belajarlah dari negara2 lain walau BBM mahal tapi alat tranportasi masal jadi fokus perhatian….. negeri inni butuh arah pembanguban yang jelas bukan bikin jurus2 instan yang hanya buat pusing rakyatnya… 😀

    • Iyahh.. bener banget. Liat aja tuh tiang- ting monorel tergeletak di pinggir jalan, tak terselesaikan. Terus masih inget kabar transport air di Jakarta? juga sudah tak beroperasi. Ahh.. buang- buang anggaran. Harusnya mantengin dulu konsepnya, baru realisasi. 😦

      Iyaah.. negeri ini butuh sekali arah pembangunan yang jelas. Butuh seseorang yang bisa menunjukkan kemana negara ini sedang berlayar. Percuma diganti- ganti nahkoda, kalau mau dibawa kemana aja gag tau. Huuu..

  6. Kalau menurut saya subsidi itu ga perlu, biarin BBM mahal,
    beli motor aja bisa masa ga bisa beli BBM.
    kalau masalah efek berantai, harga-harga kebutuhan pokok naik, gunakan aja subsidi BBM yang ratusan triliun itu buat subsidi kebutuhan pokok. kalau perlu untuk kebutuhan pokok jangan di kasih pajak. dan akan lebih baik lagi jika gaji pejabat di potong 10% buat subsidi kebutuhan pokok. 🙂
    kira2 para pejabat mau ga yaa???, buat bantu rakyat nih…

    • Iyaahh.. itu ide bagus. 😀 ang Subsidinya juga bisa buat bantu petaninya, jangan sampai harga pupuk meroket, juga untuk megantisipasi kalo hujan gag turun. HItu kan yang sejahtera masyarakat juga.

      Gaji pejabat ituh juga wajar kalo dipotong. mEreka loh daoat tunjangan, dapat mobil dinas, rumah dinas, dan segalanya serba mudah. Tinggal tengok kanan kiri, uang mengalir. Ahhh.. sungguh tidak adil kalau demi mereka, justru rakyat kecil menderita.

      😀

  7. subsidi itu kan seharusnya ditujukan untuk mereka pengguna bahan bakar yang kurang mampu. seperti motor contohnya, motor memang harus mendapat subsidi tapi 8untuk motor-motor besar yang harganya mahal menurut saya gak cocok lagi dapat subsidi.
    tapi ya, kenapa BBM jenis minyak tanah tidak di subsidi lagi? apa karena program konversi dari BBM ke gas sehingga subsidi pun dihapus. Kalau kita lihat kehidupan masyarakat kita yang cenderung takut menggunakan kompor gas dan banyak dari mereka yang kembali menggunakan minyak tanah. Harga yang mahal tidak lagi mereka pikiri karena mereka lebih nyaman menggunakan nya.

    • Wah.. saya malah kurang setuju kalo cuma motor yang disubsidi. Akan bertambah semakin pesat nanti jumlah motor, jalanan jadi semakin padat sama motor, sementara kita tahu sendiri bahwa kebanyakan kecelakaan pengguna motorlah yang paling banyak jadi korban. Jaman sekarang malah anak belum lulus SD sudah bawaannya motor, padahal kan itu buka kendaraan anak- anak. Bahaya banget.

      Seharusnya memang gas adalah pilihan yang paling tepat, untuk makanan juga akan cepat matang, olehkarenanya bisa menghemat bahan bakar. cuman gara- gara perbedaan harga antara tabung kecil dan besar itu menyebabkan banyaknya kecurangan yang selain merugikan, juga sangat membahayakan. Membuat trauma.

      😦

  8. Kalau saya pribadi setuju bila subsidi ditiadakan. Namun tetap ada probem tersendiri. Satu hal yang pasti, harga premium bakal naik..sedangkan kebutuhan akan angkutan massal belum terpenuhi oleh pemerintah..ini yg menyebabkan pada lari ke motor. Padahal pengguna motor bukan semua dari golongan menengah ke atas lho. Jadi memang serba salah.

    Kalau say menghabiskan duit sekali isi pertamax 100rb, dalam satu bulan rata2 2x pengisian…ini kalau tidak turing keluar kota. Kadang2 ngiri juga, pada bawa mobil terbaru namun ngisinya premium bertimbal..hehehehe

    Ya mulai dari diri sendiri kayaknya..ngasih contoh, siapa tahu pada ngikut. Untuk subsidi BBM, mungkin masih harus tetap dilakukan untuk beberapa tahun ke depan.

^^Siilahkan berKomentar.. ^^